IP #335 "Jangan pernah Memandang sebelah Mata."
Sore ini, kembali survey kos dan kontrakan. Karena saya memang yg agak ribet dan punya 1 syarat penting yaitu yang dekat dengan Masjid.
Jadi sudah ada beberapa tempat yg disurvey. Dan akhirnya, ada yang sekiranya sesuai.
Untuk agar akrab, akhirnya mampir ke salah satu warung dekat kos dan masjid.
Disinilah cerita dimulai, oleh penjual di warung tadi.
Banyak orang yang memandang sebelah mata. Tapi, banyak hikmah yang tiba-tiba beliau ceritakan kepada saya saat itu.
"Alhamdulillah, barusan anak saya yg SMA kelas 2 barusan juara Kaligrafi di Sekolahnya. Serta Anak saya yg kelas 5 SD juga juara Pidato dan Lomba Tartil Qur'an."
Ceritanya cukup panjang ba'da Ashar hingga menjelang Maghrib.
"Walaupun saya beling mas, tetap saya ajeg dan tertib untuk sholat Berjama'ah. Dan anak-anak perlu dididik dengan pendidikan terbaik."
Beliau pun juga bercerita, mengenai Paman dan Anak-Anaknya.
Kelima anaknya dipondokan semua. Dari pondok Langitan Tuban. Lalu ke Pondok Gontor. Hingga ada yg dikuliahkan gratis ke Mesir hingga S3.
Begitupun dg anak-anak yang lainnya. Ketika ketemu, bahasa arab yang digunakan. Ketika ada tadarusan Qur'an, yang lain baca. Beliau hanya mengulang hafalannya.
Masya Allah, begitulah Allah memuliakan seseorang.
Hal ini menunjukkan bahwa, "Tidak hanya anak 'alim ulama, yang berhak menuntut ilmu agama. Bahkan anak penjual di Warung, begitu paham Agamanya. Hingga mulialah orang tuanya."
Jadi, terakhir pesan dalam tulisan ini.
"Jangan pernah Menyepelekan orang. Jangan pernah memandang sebelah mata. Dan jangan pernah merasa lebih baik dari yang lainnya."