IP #124 "Pengajaran Kehidupan. Guru dan Murid."
Suatu sore, ada sedikit kejadian menarik bagi para siswa.
"Selamat Malam, Murid-murid, teman-teman sekalian !!!"
Tiba-tiba ada salah satu murid yang menyela, "Sekarang masih sore pak, belum malam."
Begitulah, yang terjadi ketika seorang guru masih muda. Lulus kuliah saja belum, tapi sudah mengajar.
Tapi, sang guru tidak ketinggalan untuk menarik perhatian anak didiknya.
"Tahu gak, kenapa Bapak mengucapkan selamat malam? Bapak berucap seperti itu, karena Bapak sore ini melihat bintang-bintang yang bersinar begitu terang didepan Bapak."
Ada murid yang hanya mesem, ada yang berkata, "Wah, gombal, gombal." Ada yang bertepuk tangan. Ada juga yang berpikir bagaimana membalasnya.
"Ya, pagi ini kita akan belajar sebebas-bebasnya. Tak ada batasan dalam pertanyaan dan pikiran. Silahkan tanya semua hal."
"Lhoh Pak, tadi katanya malam. Kok tiba-tiba jadi pagi."
"Hmm (sambil tersenyum)", sang guru lantas mendekatinya dan mengelus kepalanya,
"Ketauhilah Nak, tiada malam yang terus malam. Tiada kesulitan yang terus menyulitkan. Tiada musibah, yang terus menjatuhkan dan menyesakan. Tiada kesedihan, yang terus mengecewakan. Karena setelah malam, pasti akan terbit fajar. Begitulah juga kehidupan, pasti akan ada senang, ada kemenangan setelah ada ujian. Bisa jadi, cahaya tadi datang membersamainya, hingga tidak terasa malam yang telah dia alami."
"Ketauhilah Nak, tiada malam yang terus malam. Tiada kesulitan yang terus menyulitkan. Tiada musibah, yang terus menjatuhkan dan menyesakan. Tiada kesedihan, yang terus mengecewakan. Karena setelah malam, pasti akan terbit fajar. Begitulah juga kehidupan, pasti akan ada senang, ada kemenangan setelah ada ujian. Bisa jadi, cahaya tadi datang membersamainya, hingga tidak terasa malam yang telah dia alami."
Murid-murid pun ada yang sedikit menganggukkan kepala, tanda ia membenarkannya. Ada yang semakin keras tepuk tangan. Ada juga yang geleng-geleng, karena merasa heran kok masih ada guru seperti ini di zaman ini.