IBX5A4B886D911B8 Tulisanku dalam buku "@Maritim" - My Life Journey - Sunali Agus

My Life Journey - Sunali Agus

Tulisanku dalam buku "@Maritim"

Alhamdulillah menjadi Juara 1 Lomba Essay dan dibukukan bersama teman-teman (Menjadi Buku Pertama saya kawan). Judulnya yaitu "Pengoptimalan Potensi Kemaritiman Sebagai Langkah Inovatif Dalam Menghadapi Pasar Bebas 2015 Dan Menuju Indonesia Emas 2045".


“Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut yang bukan hanya sekadar jongos-jongos di kapal. Tapi bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga dan militer, serta kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri!”
(Soekarno, 1953).

    Indonesia dikenal sebagai negara maritim terbesar di dunia, karena memiliki luas perairan sekitar 5,8 juta km2 atau sekitar 1,3 % luas perairan dunia yang juga terdiri dari ribuan pulau yang saling berhubungan satu sama lain dari sabang sampai merauke, sehingga wajar bila Indonesia menjadi salah satu negara yang digunakan sebagai jalur transportasi laut yang dilewati banyak kapal dari berbagai negara dunia, sehingga ketika sektor-sektor maritim ini jika dikembangkan dengan baik maka akan dapat  membantu  negara  untuk  mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan politik sehingga kesejahteraan rakyat dan kemakmuran atau gemah ripah lohjinawe tidak hanya mimpi lagi.

Menurut Mahan, untuk menjadi sebuah negara maritim, maka negara tersebut harus memenuhi 6 (enam) syarat yaitu lokasi geografis, karakteristik  dari  tanah  dan  pantai,  luas  wilayah,  jumlah  penduduk,  karakter penduduk, dan lembaga pemerintahan. Sebagai negara maritm atau bahari, Indonesia  tidak  hanya  memiliki  satu  “laut  utama” atau  heart  of  sea  tetapi  paling  tidak  ada  tiga  laut  utama  yang  membentuk Indonesia  sebagai  sea  system  yaitu  laut  Jawa,  laut  Flores  dan laut Banda. Laut Jawa sendiri merupakan  kawasan  jantung  perdagangan  laut  kepulauan Indonesia dan telah terintegrasi oleh jaringan pelayaran dan  perdagangan sebelum  datangnya bangsa Barat.  Sementara itu Houben seorang sejarawan dari belanda menyatakan bahwa laut Jawa bukan hanya merupakan  laut  utama  bagi  Indonesia,  tetapi  juga  merupakan  laut  inti  bagi kawasan  Asia  Tenggara (Suroyo, 2007). Dilihat dari aspek fisik atau georafisnya, indonesia sendiri letaknya sangat strategis yaitu terletak antara dua benua  yaitu  Asia  dan  Australia,  dan  antara  dua samudra yaitu Samudra Hindia (Indonesia) dan Samudra Pasifik.

Dilihat dari perjalanan dalam sejarahnya bangsa Indonesia pernah  mengalami kejayaan dalam bidang maritim. Hal itu dapat diketahui dari adaya masa kejayaan kerajaan-kerajaan maritim yang pernah tampil dalam sejarah Indonesia. Diantara kerajaan-kerajaan itu seperti kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Gowa Tallo Mataram Islam atau kota-kota pelabuhan dimana menjadi pusat kekuasaan raja-raja yang juga saling berhubungan melalui transaksi perdagangan dan pelayaran perahu. kerajaan  Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritm terbesar yang  berlangsung  dari  abad  7  sampai  14. Dalam  dunia  perdagangan  dan  pelayaran,  Sriwijaya  berhasil  menguasai  hampir semua  wilayah  perairan  di  Nusantara  antara  lain  laut  Jawa,  laut  Banda,  dan sebagian  laut  di  wilayah  Indonesia  Timur.  Di  samping  itu  Sriwijaya  juga menjalin  hubungan  dagang  dengan  India  di  sebelah  barat,  dengan  Birma  dan Melayu  di  sebelah  utara,  serta  dengan  Siam,  Kamboja,  Cina  dan  Pilipina, Kalimantan  utara   di  sebelah  timur  laut.  Bahkan  Juga  pedagang-pedagang  dari kerajaan itu telah berlayar sampai pelabuhan-pelabuhan di Cina dan pantai Timur Afrika. Pada Abad ke-17, setelah kemerosotan kerajaan mataram, banyak bermunculan kerajaan-kerajaan islam dan juga para pelaut baik dari makasar dan bugis yang melakukan pelayaran hampir  ke  seluruh  parairan  Nusantara  (Indonesia) bahkan sampai ke Kedah, Kamboja, Ternate dan juga ke Sulu (Pilipina). Dengan demikian sebenarnya sampai abad ke 17, wilayah Nusantara telah terintegrasi dalam suatu jaringan pelayaran dan perdagangan dari berbagai suku bangsa yang ada di kawasan itu dan dengan  kata  lain  bahwa  kelompok-kelompok  masyarakat  di Indonesia  pada  waktu  itu  telah  memiliki  jiwa  bahari,  yaitu  suatu  keyakinan bahwa  laut  merupakan  salah  satu  sumber  kehidupan  yang  utama sehingga ada filosofi "hidup dengan dan dari laut"  (Makasar: Yayasan kebudayaan Sulawesi Selatan dan Tenggara, 1961).

Wilayah laut Indonesia merupakan wilayah terbuka, maka dengan leluasa  kekayaan  laut  di Indonesia berpotensi  untuk  dimanfaatkan  bangsa  lain  tanpa  ada  kemampuan  untuk  melindunginya. Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang saling berhubungan satu sama lain dari sabang sampai merauke, Indonesia juga harus memperhatikan pulau-pulau yang ada diluar atau terluar karena banyak dari pulau-pulau terluar ini yang belum mempunyai nama, sehingga sangat mudah bagi negara lain mengklaim bahwa pulau tersebut milik mereka, sementara kapal angkatan laut Indonesia sendiri yang berfungsi untuk mengamankan masih lambung tunggal, yang mana kalau dibandingkan dengan kapal trimaran (lambung tiga) kurang handal baik ditinjau dari segi teknis maupun ekonomisnya. 

Selain itu sebagai negara maritim, juga harus diperhatikan dari jalur transportasi laut ini yaitu keamanan, karena kecelakaan transportasi laut di Indonesia ini juga masih tinggi seperti contoh di tahun 2007, kecelakaan sampai 159 kali dengan korabn sekitar 130-an jiwa (Ditjen Hubla, 2006). Kecelakaan ini bisa disebabkan dari 3 hal yaitu kapal, manusia, ataupun lingkungannya, tetapi faktor yang paling berpengaruh yaitu manusia. Selain itu semua perkiraan  ancaman  dan  gangguan  lainnya  yang  mungkin  dihadapi  Indonesia  ke  depan  antara lain  meliputi  kejahatan  lintas  negara seperti penyeludupan, pelanggaran  ikan  ilegal, pencemaran dan perusakan ekosistem, imigrasi gelap, pembajakan/perampokan,  aksi radikalisme, konflik komunal dan  dampak bencana alam.
Oleh karena itu perlu dilaksanakannya Perumusan Kebijakan Kebijakan Strategi Pengamanan Wilayah Nasional, yang bertujuan untuk merumuskan kebijakan strategi pengamanan wilayah nasional, terutama laut, sebagai negara kepulauan yang mempunyai posisi geostrategis sangat unggul di lintasan jalur  pelayaran manca negara dimana juga dapat digunakan dalam perumusan  operasional  strategi  pertahanan keamanan dan pengembangan wilayah kawasan perbatasan. Selain itu hal yang terpenting lainnya yaitu menyadarkan masyarakat Indonesia mengenai ini semua, baik melalui pendidikan atau sosialisasi secara langsung ke masyarakat mengenai Wawasan Nusantara dimana telah diterima dan juga diakui sebagai pandangan resmi yang dianut oleh pemerintah dan bangsa Indonesia. 

Wawasan Nusantara ini tidak hanya melihat  Negara  Republik  Indonesia  sebagai  suatu kesatuan  berdasarkan  prinsip  pulau demi pulau,  melainkan  suatu  negara kepulauan  (archipelagic  state)  yang  mempunyai  kebulatan  teritorial  termasuk laut dan selat yang berada di dalam garis perbatasan yang telah ditentukan. Azas ‘Negara  Kepulauan’  resmi  diumumkan  lewat  Deklarasi  Juanda  pada  13 Desember 1957 yang ditindak lanjuti pada UU No 4/60 tentang Perairan dan UNCLOS 1982. Isi Deklarasi "Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan  pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan  tidak  memandang  luas  dan  lebarnya,  adalah  bagian  yang  wajar  dari  wilayah  daratan Negara  Republik  Indonesia  dan  dengan  demikian  merupakan  bagian  daripada  perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan  Negara Republik Indonesia dan juga ditindak lanjuti dengan deklarasi bunaken pada tanggal 26 September 1998 yang berisi : Mulai  saat  ini  visi  pembangunan  dan  persatuan  nasional  Indonesia  harus  juga berorientasi  laut.  Semua  jajaran  pemerintah  dan  masyarakat  hendaknya  juga  memberikan perhatian untuk pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan potensi kelautan Indonesia. 

Pengembangan konsepsi negara maritim bertujuan sebagai upaya peningkatan kemampuan bangsa kita menjadi bangsa  yang  modern dan mandiri dalam teknologi kelautan dan kedirgantaraan dimana berguna untuk kesejahteraan bangsa dan negara ini, sehingga tidak perlu lagi takut akan persaingan pasar bebas pada tahun 2015 dan Insya Allah ketika sistem ini terus diperbaiki, dan semua orang berusaha untuk menggapai kesejahteraan dan kemakmuran baik dari pemerintah dan semua elemen lapisan masyarakatnya, maka tidak dapat dipungkiri kita akan menjadi negara maju dan Indonesia Emas 2045 tidak hanya menjadi mimpi belaka.    
Blogger
Disqus

No comments

Contact form

Name

Email *

Message *