Transformasi Pemuda, Jayakan Nusantara (Refleksi Hari Kebangkitan Nasional)
pada Friday, 26 June 2015
Kebahagiaan
dan kasih sayang adalah naluri dasar setiap insan. Semua orang berlomba dan
bekerja keras siang dan malam untuk mendapatkannya hingga terkadang ia lupa
akan dirinya. Inilah jiwa pemuda. Jiwa yang penuh gelora dan semangat membara,
hingga ketika seorang pemuda sudah tidak lagi punya semangat, harapan dan
cita-cita dalam hidupnya maka sesungguhnya ia telah menua sebelum ia tua. Imam
syafi’i pun berkata, “Tidaklah mungkin orang yang punya mimpi dan bercita-cita
besar hanya duduk berpangku tangan. Tinggalkanlah watan dan kenyamanan maka kau
akan menemukan gantinya karena kenikmatan hidup didapatkan setelah kau melewati
kelelahan”. Begitupun pepatah mengajarkan, “Berakit-rakit kehulu,
berenang-renang ketepian. Bersakit-sakitlah terlebih dahulu, dan bersenang-senang
kemudian.”
Tantangan
dan hambatan kian hari makin menantang. Setiap hari generasi muda disuguhi
dengan berbagai keburukan dan masalah-masalah melalui media-media elektronik
tanpa memberi solusi akan masalah yang sedang terjadi. Seolah bangsa ini tidak
lagi punya harapan kedepan. Padahal begitu banyak prestasi membanggakan yang
diperoleh anak bangsa dan juga potensi bangsa ini yang belum tereksplorasi
secara maksimal.
Begitu
banyak ide-ide cemerlang yang diberikan oleh pemuda bangsa ini khususnya para
mahasiswa. Mereka terus membangun bangsa lewat berbagai disiplin ilmu yang
mereka kuasai dari pertanian, perikanan, militer, hingga politik dan lain
sebagainya. Satu hal yang selalu menjadi motivasinya karena mereka memiliki mimpi
dan visi yang jauh kedepan, sehingga “Generasi tua mampu menawarkan masa lalu
karena kaya pengalamannya, tetapi generasi muda harus menawarkan masa depan
karena mereka punya harapan”.
Memang
benar bermimpi, belum tentu menjadikan orang sukses, tapi yakinlah bahwa setiap
orang yang sukses pasti punya mimpi-mimpi besar. Begitulah pepatah mengajarkan,
“Bermimpilah setinggi langit, jikalau kau jatuh maka kau akan jatuh diantara
bintang-bintang”. Anis Baswedan pun mengatakan, “Memang baik meraih suatu
mimpi, tetapi lebih baik lagi ketika kau mampu melebihi mimpi tersebut”. Oleh
karena itu jangan pernah menurunkan mimpi dan cita-cita tetapi perbesarlah
usaha, daya dan kemampuanmu untuk meraih dan menikmatinya.
“Seorang anak muda adalah mereka yang tidak
mengatakan ini loh ayahku dan milik ayahku, tetapi inilah diriku”, begitulah
Ali bin Abi Thalib menuturkan. Tak ada alasan lagi bagi anak muda untuk
bermalas-malasan dan menunggu harta warisan. Karena itu tak ada satupun orang
tua didunia ini, yang nalurinya berkeinginan anaknya seperti orang tuanya
tetapi mereka semua berharap anak-anaknya mampu berkali-kali melebihi orang tua
mereka. Oleh karena itu para leluhur bangsa ini merelakan semuanya dari harta
hingga jiwa mereka untuk membebaskan bangsa ini dari tangan para penjajah.
Salah satu slogan yang terus dikumandangkan saat itu yaitu “Merdeka atau Mati”.
Sudah selayaknya para geneasi muda untuk terus berkarya dan melunasi
janji-janji kemerdekaan para leluhur bangsa ini. Bangsa Indonesia bukanlah
bangsa terjajah tapi bangsa pejuang, maka tak ada alasan bagi generasi muda
untuk berleha-leha dan bermalas-malasan.
“Pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan.
Karenanya jika kau ingin mengetahui bagaimana suatu negara dimasa yang akan
datang maka lihatlah pemudanya yang sekarang”. Begitulah Nabi Muhammad
menuturkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu pendidikan moral, pengembangan
wawasan, ketrampilan serta penanaman rasa nasionalisme pada generasi muda,
karena merekalah tulang punggung negara di masa yang akan datang. Salah satunya
melalui penanaman nilai-nilai kepribadian bangsa
Indonesia yang tercermin dalam Pancasila dan semboyan bangsa kita “Bhineka Tunggal Eka” kepada mereka sehingga mereka kelak ketika mereka menjadi
pemimpin, bukan hanya sebagai Ulil Amri
atau Umara tetapi
juga bersifat Khadimul
Ummah (pelayan umat) dalam segala bidang aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara tanpa melihat kaya miskin, pejabat atau rakyat, suku,
ras, agama ataupun hal yang lain karena semua adalah sama dan tetap satu yaitu
untuk Indonesia.
Alhamdulillah dimuat di Selasar.com pada tanggal 25 April 2015
Alhamdulillah dimuat di Selasar.com pada tanggal 25 April 2015