IBX5A4B886D911B8 Pemimpin Idaman Rakyat (Catatan Mengiringi Bursa Pemilihan Rektor UNAIR) - My Life Journey - Sunali Agus

My Life Journey - Sunali Agus

Pemimpin Idaman Rakyat (Catatan Mengiringi Bursa Pemilihan Rektor UNAIR)

Dewasa ini, fenomena dan kondisi kepemimpinan nasional yang sedang terjadi baik dikalangan eksekutif maupun legislatif bahkan yudikatif baik di pusat maupun di daerah-daerah sedang mengalami suatu proses degradasi kualitas hingga dalam menaati konstitusi yang menuju pada titik nadir dan dapat dikatakan sangat lemah hingga tidak amanah.
Korupsi telah membudaya, pelanggaran hukum dan HAM terjadi dimana-mana, masalah dan bahaya disintegrasi menggejala, kebijakan ekonomi tak berpihak pada rakyat, dan beragam problematika lain yang mengemuka. Menjelang tahun ajaran baru 2015/2016 perguruan tinggi yang ada di Surabaya khususnya di Universitas Airlangga akan terjadi suatu perombakan kepemimpinan dari rektor hingga seluruh organisasi mahasiswa yang ada, hingga tak jarang kita temui mahasiswa yang akan maju, siang malam berkonsolidasi dengan yang lain untuk mencari massa sebanyak-banyaknya dan tak jarang juga kita jumpai adanya suatu pencitraan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
Sungguh pemimpin yang ideal dan didambakan oleh bangsa ini yaitu pemimpin yang mampu menjiwai pada nilai-nilai kepribadian bangsa kita yang tercermin dalam Pancasila dan semboyan bangsa kita Bhineka Tunggal Eka” sehingga mereka disini tidak hanya bersifat sebagai Ulil Amri atau Umara tetapi juga bersifat Khadimul Ummah (pelayan umat) dalam segala bidang aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa melihat kaya miskin, pejabat atau rakyat, suku, ras, agama atau hal yang lain karena semua adalah sama dan tetap satu yaitu untuk Indonesia.
Pemimpin Pancasilais adalah seorang pemimpin yang selalu dengan teguh dalam mengamalkan nilai-niali yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dengan sempurna sehingga secara otomatis dalam dirinya terdapat 5 gaya kepemimpinan yang dikombinasikan menjadi satu, karena sila-sila ini saling menjiwai antar satu sila dengan sila yang lain.
Dari sila ke-1 mengandung nilai ke-Tuhanan, yang melahirkan gaya Kepemimpinan Thesis yaitu kepemimpinan yang religius yang melaksanakan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan, dan menjauhkan diri dari setiap larangan Tuhan dan agamanya. Lalu sila ke-2 mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang melahirkan Kepemimpinan Humanis yaitu kepemimpinan yang berlandaskan perikemanusiaan yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, etika sosial dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan serta keadilan kepada setiap orang yang dipimpinnya. Selanjutnya dari sila ke-3 mengandung nilai persatuan yang melahirkan gaya Kepemimpinan Nasionalis yaitu kepemimpinan yang memiliki rasa kesetiaan yang tinggi kepada bangsa atau tanah kelahirannya. Lalu pada sila ke-4 mengandung nilai kerakyatan yang lahirlkan gaya Kepemimpinan Demokratik yaitu semua kebijakannya berlandaskan pada nilai-nilai kebijaksanaan yang diperuntukan dari, oleh dan untuk rakyat serta dari sila ke-5 mengandung nilai-nilai keadilan yang melahirkan gaya Kepemimpinan Social Justice yaitu pemimpin yang pandai dalam membaca situasi, mencari kearifan dan menemukan hal-hal yang tidak pernah dikemukakan oleh orang lain dan benar-benar sesuai dengan kondisi  dan kebutuhan masyarakat.
Selain itu seorang pemimpin harus memiliki 4 kriteria yaitu shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan Tabligh (menyampaikan) hingga ia mampu bertanggung jawab atas segala tindakan atau kebijakan yang telah diambilnya.
Oleh karena itu seorang pemimpin harus bisa menaungi semua elemen masyarakat tanpa membeda-membedakan satu sama lain dan bukan hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja seperti kekayaan, jabatan, dan pencitraan diri dimana semua tindakan atau kebijakannya akan dimintai suatu pertanggungan jawaban baik di dunia maupun diakhirat.

Disamping itu elemen-elemen atau lembaga pemerintah juga harus turut ikut serta dalam memajukan atau mencapai integritas bangsa ini dan saling membantu satu sama lain tanpa memandang ras, agama, suku atau yang lain serta jangan sampai merasa menjadi yang terbaik atau terbenar sehingga Indonesia Emas 2045 tidak hanya menjadi mimpi atau khayalan belaka.

Dimuat di WARTA UNAIR bulan April 2015

Blogger
Disqus

No comments

Contact form

Name

Email *

Message *