IBX5A4B886D911B8 Transformasi Sekolah Demi Cetak Generasi Kompetitif (Refleksi Sumpah Pemuda) - My Life Journey - Sunali Agus

My Life Journey - Sunali Agus

Transformasi Sekolah Demi Cetak Generasi Kompetitif (Refleksi Sumpah Pemuda)

Dewasa ini, banyak masyarakat Indonesia khususnya para orang tua di kalangan menengah ke atas yang seolah-olah mendewakan sekolah, sehingga perkembangan anak seperti pendidikan tata karma, belajar, ataupun yang lain hanya bisa dilakukan di sekolah, serta ditanamkan pula mindset bahwa yang mendidik itu harus seorang guru yang ada di sekolah dan tugas orang tua hanya seolah membiayai pendidikan anaknya tanpa mendidiknya sehingga rata-rata keluarga saat ini banyak yang telah kehilangan fungsinya sebagai keluarga dan fungsi produktivitasnya pada perkembangan anak, padahal keluargalah madrasah pertama yang intens dalam mendidik dan mengembangkan potensi seorang anak.

Yang menjadi ironi lagi, saat ini sekolah-sekolah yang ada di Indonesia masih menerapkan dan meniru sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintahan Inggris dalam revolusi industri dimana sekolah hanya disiapkan untuk menjadi pekerja dan pegawai di pabrik, sehingga sistem pendidikannya seperti yang ada pada pabrik dimana memiliki suatu standrad keberhasilan seperti kurikulum dimana ini merupakan suatu sistem yang memaksa seorang anak atau siswa untuk mengikutinya (outside in) bukan kurikulum yang mengikuti apa yang menjadi bakat minat dan ketrampilan anak sehingga ketika anak lulus sekolah  tidak ada yang unik darinya dan semua menjadi sama yaitu memiliki mentalitas pabrik,

Disamping itu terdapat suatu mindset pengkastaan suatu pelajaran juga di sekolah dimana dimuali tertinggi yaitu Sains (IPA), MTK, IPS, baru Seni dan yang terakhir Pendidikan Jasmani sehingga yang tertanam pada anak adalah yang penting itu pintar, sehat dan ketrampilan itu tidak penting dan tidak ada gunanya, dimana ini dibuktikan melalui hal-hal yang diuji dalam UNAS, dan seolah-olah pelajaran seni (ketrampilan) dan pendidikan jasmani itu kalau bisa ditiadakan sekalian dan yang menjadi parahnya lagi yang ditingkatkan itu bukan mutu belajarnya tapi sekolahnya seperti lamanya sekolah hingga full day school, dan berkembang pula untuk wajib sekolah bukan wajib belajar yang awalnya 9 tahun menjadi 12 tahun serta kelulusan seorang siswa tergantung dari nilai UANnya yang hanya dilaksanakan sekitar cuma 1 mingguan, tanpa melihat sikap, tata krama , ketrampilan, kreativitas dan aspek-aspek laninya selama ia bersekolah padahal aspek-aspek itulah yang nantinya akan membentuk perkembangan bagi seorang anak dan menjadi bekal ia dalam menjalani hidup ini, sehingga tidak heran banyak terjadi kebocoran soal-soal UAN dan oknum-oknum yang menjual soal UAN.

Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan reformasi pendidikan dan mindset yang telah tertanam dalam masyarakat bahwa yang terpenting itu bukan sekolahnya tapi belajarnya dimanapun dan kapanpun, yang tidak harus dilakukan di sekolah atau pas waktu sekolah saja serta mulai mengembalikan fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga sebagai madrasah pertama bagi pendidikan dan perkembangan seorang anak sebagai generasi penerus masa depan bangsa ini. Selain itu diperlukan juga suatu peran pemerintah dalam mengatasi masalah ini serta merealisasikannya sepert dalam mengubah orientasi sekolah, memperbaiki tata kelola sekolah, memperkecil peran sentralistik pada kementerian pendidikan dan kebudayaan, tapi bisa dengan melaui pemandatkan kepada masing-masing daerah untuk mengaturnya kebijakannya dan peran kementerian hanya sebagai pengawas, serta dalam pembentukan dewan pendidikan nasional yng berfungsi untuk mengatur pendelegasian pendidikan di daerah-daerah yang ada di pelosok negeri dan memberantas gejala bentuk korupsi sistemik yang terjadi dalam sektor pendidikan, sehingga ketika suatu sistem pendidikan telah baik dan menjadi engine of growth, maka dapat meningkatkan kualitas dan kualifikasi sumber daya manusia sehingga masyarakat dapat berkembang dan dapat mewujudkan pembangunan nasional menjadi negara maju dan Indonesia Emas di tahun 2045.

Alhamdulillah dimuat di WARTA UNAIR bulan Oktober 2014


Blogger
Disqus

No comments

Contact form

Name

Email *

Message *