IP # 347 "Ternyata, Begini Cara Membahagiakan Allah."
Suatu sore, ada seorang Murid atau Santri yang bertanya ke gurunya, ke Ustadznya atau ke Kyainya.
"Ustadz, maaf mau tanya. Bagaimanakah ya cara membahagiakan Allah itu Ustadz ?"
Semua terdiam, suasana tiba-tiba agak hening. Mungkin, santri dan murid yang lain ikutan berpikir, untuk mencari jawabannya.
Namun, ternyata mudah bagi Ustadz menjawabnya, "Cara membahagiakan Allah adalah ketika engkau, saya, kalian dan kita semua kembali (bertaubat) kepada Allah."
Lantas, beliau pun berkisah. Kisah yang sudah terkenal dikalangan santri yaitu Kisah seorang pejalan, perantau, atau pengembara yang telah kehilangan unta beserta semua bekalnya di dalam perjalanannya di tengah padang pasir.
* : Foto diambil waktu Pertama kali ke Kebun Binatang Surabaya (Semester 4 sepertinya di Bio Fst Unair) untuk Identifikasi Fauna didalamnya.
Betapa bahagianya ia, tatkala unta dan beserta semuanya itu kembali ke dia. Maka ketauhilah, "Bahagianya Allah lebih besar daripada bahagianya pengembara itu. Tatkala seorang hamba kembali (taubat) kepadanya."
Masya Allah, ternyata begitu. Ia ingat dalam-dalam pesan ini kedalam hati dan pikiran murid itu.
"Sesungguhnya, sebaik-baik bekal adalah Taqwa" (QS. Al-Baqarah : 197). "Dan ketauhilah barang siapa bertaubat kepada Allah. Maka Allah akan menghapus semua kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya kedalam surga" (QS. At-Tahrim : 8).
Lantas suatu waktu, ia termenung menemukan ayat, "Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan. Maka baginya kebahagiaan dan tempat kembali yang baik" (QS. Ar-Ra'd : 29).
Di lain waktu, ia membaca, "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku. Maka, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit" (QS. Toha : 124).
Hatinya kembali tergugah, cepat cepat ia segera mengucap "Astaghfirullahal 'adzim". Segera ia kembali bertaubat kepada-Nya.