Rahasia Konsep Hakikat Rezeki - Ustadz Salim A. Fillah
Rezeki tetap saja menjadi misteri. Banyak yang terus mencarinya dan mengejarnya. Semakin manusia mengejarnya, malah seolah semakin jauh rezeki darinya.
Islam dalam hal ini, seolah telah menggambarkan bagaimana cara mencari rezeki yang terbaik yaitu rezeki laksana bayangan dan sumber rezeki (Allah) laksana cahaya.
Semakin manusia mengejar rezeki, maka mustahil ia dapat menangkap bayangannya. Namun, ketika ia semakin mendekat pada sumber cahaya yaitu Allah Swt, maka dengan sendirinyalah pula otomatis rezeki akan mengikutinya.
Mungkin, itulah sebagaimana dalam QS. Ath-Tholaq : 2-3 bahwa "Barangsiapa bertakwa, maka Allah akan memberikan jalan keluar bagi dirinya, dan Dia (Allah) akan memberi rezeki dari arah yang tidak pernah disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada-Nya, maka niscaya Allah akan mencukupi keperluan dan kebutuhannya."
Begitu banyak yang menganggap bahwa rezeki adalah berupa materi. Seberapa banyak gajinya, seberapa besar rumahnya, seberapa mewah perhiasannya, seberapa bagus kendaraannya, seberapa tinggi kedudukannya, bahkan seberapa cantik/ tampan pasangannya dan hal-hal lain sebagainya.
Namun, menurut para ulama termasuk Hasan al-Bashri mengungkapkan bahwa,"Rezeki yang paling tinggi dan paling nikmat adalah ingat dan dekat pada Allah." Oleh karena itu, jika materi yang kita dapatkan selama ini, malah membuat kita semakin lupa dan jauh pada Allah, maka pada hakikatnya itu bukan rezeki tapi merupakan bala' atau musibah bagi masing-masing diri.
Berikut video cuplikan dari Ustadz Salim A. Fillah mengenai konsep hakikat dari rezeki :