IP #169 "Guru, itulah Pilihanku."
Rintik-rintik hujan mewarnai sore itu. Tak sedikit terdengar gelak tawa menyelanginya.
"Lah sun, kenapa resign dan sekarang malah ngajar?"
Begitulah salah satu pertanyaan seorang kawan. Dan tak lupa, ada yang seolah tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kesibukan saat ini mengajar.
Alhamdulillah, setelah keluar dari perusahaan yang bisa dibilang multi nasional sekarang menjadi guru tetap di salah satu sekolahan yang ada di Surabaya.
Mulai hari senin hingga jum'at itulah jadwal mengajarku. Insya Allah setiap sabtu & minggunya ingin bisa sedikit mengembangkan pendidikan di Tuban sebagai kota kelahiran. Tepatnya di Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang.
Sempat kala itu pula ada teman yang bertanya, "Lah sun, kenapa langsung resign. Resign itu ya nanti pas dapat kerja yang lain gak masalah."
Memang agak benar juga sih. Tapi itulah kebesaran Tuhan, ada saja rezeki yang datang begitu saja.
Ya, sedikit ingin mengubah pandangan dimasa sekarang. Bahwa ketika di kampus seolah-olah idealis, namun ketika setelah lulus hilanglah rasa itu. Menjadi materialis bahkan tak jarang menganggap semua serba kapitalis.
Besar harapan, semoga bisa tetap menjaga idealis ini. Mengabdi dengan tulus hati. Dan yakin, materi pasti mengikuti dengan sendiri walaupun tanpa dicari. Walaupun banyak juga yang bilang bahwa, "Idealis, ya idealis sun. Tapi harus realitis."
Hmm, bismillah langkah ini baru saja dimulai kawan. Teringat pesan kyai dulu bahwa, "Orang besar itu bukan mereka yang tinggi jabatannya. Bukan pula yang sangat banyak kekayaannya. Tapi mereka orang besar adalah mereka yang mau berbagi ilmu ke seluruh pelosok-pelosok desa walaupun terkadang harus ngajar di kolom-kolom jembatan."
Itulah harapanku dan sempat kutuliskan saat itu untuk menjadi orang besar itu. Mohon doanya kawan, semoga dimudahkan dan juga dikuatkan.