IBX5A4B886D911B8 IP #112 "Awal dan Tiba-tiba Wisuda" - My Life Journey - Sunali Agus

My Life Journey - Sunali Agus

IP #112 "Awal dan Tiba-tiba Wisuda"

Perjalanan dalam pencarian di Ibu Kota Negara dan pembentukan keluarga hingga ke surga.
Tidak terasa hampir 1,5 tahun telah menjalani ini semua. Hati terus bergetar merasakan aurora kebaikan. Tidak terasa tetesan air mata mengalir begitu saja. Setiap perkataan yang diucapkan baik oleh pembina, pembicara atau sesama peserta seolah mengandung segala macam perjuangan, pengorbanan, dan keikhlasan. Namun didalamnya diliputi dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang laksana orang tua kepada anaknya.
Inikah rasa kebahagiaan dalam kekeluargaan dan kebersamaan itu? Sungguh beruntunglah yang bisa merasakan dan bergabung didalamnya.
Tidak terasa sudah punya adek-adek angkatan 8 dan masa wisuda itupun hampir tiba.
Jujur pada awal dulu, sempat merasakan ingin keluar karena seolah ada pemaksaan dan belum tahu apa makna dan hikmah di dalamnya. Apalagi ada teman yan juga mau dan ingin keluar pula. Berbagai cerita dan pengalaman saat itulah baru dimulai.
Satu yang masih teringat perkataan guru saya dulu, "Mumpung muda, perbanyaklah tirakat, menuntut ilmu, dan berjuang meraih mimpimu." Namanya pembinaan, pasti didalamnya penuh dengan hal-hal yang terkadang menyedihkan, menyakitkan bahkan menyebalkan. Namun diujungnya, ternyata kau akan temukan mutiara yang bisa melupakan itu semua.
Ditengahnya menjelang akhir, timbul rasa diawal tadi untuk ingin segera keluar karena terasa ada ketidakcocokan antara peserta dengan pembina yaitu supervisor. Selang beberapa saat, ternyata itu semua berubah dan berganti ketika ada pergantiana supervisor yang baru. Mungkin disinilah, saya belajar apa itu kesabaran.
Sebelum perpisahan dan bahkan sebelumnya. Alhamdulillah, ada penyadaran dari Tuhan dan meminta maaf kepadanya atas sedikit rasa yang pernah terkandung didalam dada. Inikah apa itu keberanian atau rasa takut yang diberani-beranikan? Teringat pula, nasehat guru. "Lebih baik menerima malu di dunia ini, daripada menanggung malu di kehidupan setelah kematian. Karena disana tak ada kata permaafan antar sesama dan semua akan dibalas sesuai perbuatannya."
Itulah sedikit perjalanan ini kawan. Mohon maaf bila pernah ada kesalahan. Semoga kedepan ada perbaikan. Jangan lupa saya ya, nanti ketika engkau telah masuk Surga dahuluan.



Blogger
Disqus

No comments

Contact form

Name

Email *

Message *