IP #107 "kerinduan Jiwa yang Dimabuk Cinta"
Dialah sang Al-Amin. Lelaki yang dinubuatkan sebagai Astvat-Ereta dalam kitab Zardhust. Maitreya dalam keyakinan Buddha. Himada dalam tradisi Kristen. Dan lelaki penggenggam hujan dalam Hindu. Lelaki yang telah diramalkan kenabiannya. Nabi yang telah dijanjikan kedatangannya. Dialah, yang mampu menggenggam hujan, mengeja hujan dan dialah sang pewaris hujan.
Apakah karena teringat jiran yang tinggal "Dzi Salam", sehingga kau cucurkan air mata bercampur darah dari matamu???
Ataukah karena tiupan angin kencang yang berhembus dari arah "Kazimah"?
Ataukah karena sinar kilat yang membelah kegelapan malam dari gunung "Idham"?
Kenapakah kedua matamu tetap mencucurkan air mata, walaupun telah engkau katakan, "Tahanlah, jangan menangis."
Apakah orang yang dimabuk cinta menyangka, bahwa cinta kasih dapat disembunyikan dibalik cucuran air mata dan kegelisahan jiwa???
Jikalau tidak karena dalamnya cinta, tidaklah akan bercucuran air mata diatas kesan-kesan kampung kekasih.
Dan tidaklah engkau dapat tidur, karena terkenangkan pohon "Al-Baan" dan gunung "Al-Alam."
Maka bagaimana dapat hendak disembunyikan cinta kasih itu, setelah menaikkan saksi (menyatakan kasih)??? Dengan saksi-saksi yang begitu adil yaitu air mata dan badan yang menderita menanggung rindu.
Dan tampaklah rindumu sudah tidak dapat disembunyikan lagi, karena telah terukir di kedua pipimu kesan merah cucuran air mata. Laksana ranting "Anam" yang bercabang dua dan saat ini pun tubuhmu semakin kurus karena gelisah selalu.
Di keheningan malam, khayalanku jauh melayang kepada kekasih, sehingga mau tidur pun menjadi susah. Ketika kau tahu rasanya dimabuk cinta, maka seolah kelezatan menjadi derita. Dan seandainya engkau sadar tentang deritanya orang yang dimabuk cinta, maka kau pun sungguh tidak akan mencelanya.
Apakah karena teringat jiran yang tinggal "Dzi Salam", sehingga kau cucurkan air mata bercampur darah dari matamu???
Ataukah karena tiupan angin kencang yang berhembus dari arah "Kazimah"?
Ataukah karena sinar kilat yang membelah kegelapan malam dari gunung "Idham"?
Kenapakah kedua matamu tetap mencucurkan air mata, walaupun telah engkau katakan, "Tahanlah, jangan menangis."
Apakah orang yang dimabuk cinta menyangka, bahwa cinta kasih dapat disembunyikan dibalik cucuran air mata dan kegelisahan jiwa???
Jikalau tidak karena dalamnya cinta, tidaklah akan bercucuran air mata diatas kesan-kesan kampung kekasih.
Dan tidaklah engkau dapat tidur, karena terkenangkan pohon "Al-Baan" dan gunung "Al-Alam."
Maka bagaimana dapat hendak disembunyikan cinta kasih itu, setelah menaikkan saksi (menyatakan kasih)??? Dengan saksi-saksi yang begitu adil yaitu air mata dan badan yang menderita menanggung rindu.
Dan tampaklah rindumu sudah tidak dapat disembunyikan lagi, karena telah terukir di kedua pipimu kesan merah cucuran air mata. Laksana ranting "Anam" yang bercabang dua dan saat ini pun tubuhmu semakin kurus karena gelisah selalu.
Di keheningan malam, khayalanku jauh melayang kepada kekasih, sehingga mau tidur pun menjadi susah. Ketika kau tahu rasanya dimabuk cinta, maka seolah kelezatan menjadi derita. Dan seandainya engkau sadar tentang deritanya orang yang dimabuk cinta, maka kau pun sungguh tidak akan mencelanya.