IP #108 "Nerima Ing Pandum"
pada Friday, 13 May 2016
Beginilah setiap memasuki kondisi desa. Suasana sejuk, ramah, guyup rukun selalu terpancar di dalamnya.
Salah satu kebiasaan yang jarang ditemui yaitu setiap jam dua atau setengah tiga pagi pasti sudah bangun. Mempersiapkan segalanya dari ibadah hingga dalam hal muamalah.
Pagi ini merasakan kesejukan pagi di Pare, setelah tadi malam merasakan apa itu keheningan malam. Dari jangkrik, burung, katak, dan hewan lainnya seolah menyatu menyelingi obrolan tadi malam.
Dengan pelan tapi pasti. Dengan pasti pula semerbak cahaya keorangean memecah kabut dan suasana pagi. Burung-burung mulai berterbangan meninggalkan sarangnya dan saling berkicau mengisi indahnya suara pagi. Lambai-lambai rumput dan tumbuhan menambah kesejukan, yang bergerak karena terhembus udara pagi. Suara gemericik aliran air seolah saling bersahutan dengan batu-batu di sekitarnya.
Berbagai bidang kehidupan dari ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lainnya seolah mulai tergerak di pagi itu juga. Tiada pemikiran sedikitpun seperti para wakil rakyat yang duduk di kursi parlemen. "Nerima Ing Pandum", itulah semboyannya.