Motivasi Diri
pada Monday, 12 June 2017
“Ketika
kau keras dalam hidupmu, maka kehidupan akan lunak terhadapmu. Namun ketika kau
lunak dalam hidupmu, maka kehidupan akan keras terhadapmu”.
-Andri Wongso-
Tidak
semua orang memiliki sperma yang normal. Tidak semua sperma yang normal mampu
membuahi sel telur. Tidak semua pembuahan berhasil dan menghasilkan zigot.
Tidak semua zigot berkembang dan terlahir menjadi bayi. Dan tidak semua bayi
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Hanyalah yang berjuang, yang mampu
bertahan dalam kehidupan. Itulah maksud the
struggle of life.
Begitulah
hidup mengajarkan. Bahwa hidup butuh perjuangan dan pengorbanan. Ketika kau
keras dalam hidupmu, maka kehidupan lunak terhadapmu. Namun ketika kau lunak
dalam hidup, maka kehidupan akan keras terhadapmu.
Ada
orang yang terus berkerja keras siang dan malam. Hingga ia pun lupa akan
dirinya, keluarganya bahkan Tuhannya. Tapi sayang hasilnya tak seberapa, karena
hanya otot yang jadi bekalnya. Ada pula yang bekerja hanya sebentar tapi
menggunakan akal dan kemampuannya, namun hasilnya sangat memuaskan dan
melegakan, tapi sayang ia gampang terlena oleh keadaan. Semangat ketika dipuji
dan dilihat orang, namun menyerah ketika ada yang mencaci dan memaki. Ada satu
yang kurang darinya yaitu ikhlas dalam hati. Oleh karenanya bekal dalam
berjuang pun harus dipenuhi yaitu kerja keras, kerja kerdas dan kerja ikhlas
itulah kuncinya.
Di
tengah-tengahnya, tak lupa semangat pun kian mengendur. Rasa lelah dan jenuh
pun turut ikut bercampur. Seolah diri ini pun ingin segera mundur. Mungkin ada
yang seolah hilang dari dalam hati. Itulah motivasi.
Ada
orang-orang yang begitu semangat dan tak perlu dimotivasi karena sumber
motivasinya ada di dalam dirinya sendiri. Namun ada pula, mereka yang perlu
dorongan, dukungan, pujian, penghargaan, pengakuan dan berbagai motivasi dari
orang lain supaya dirinya bersemangat dan mampu berprestasi.
Ada pula orang-orang yang
begitu percaya diri, seolah dialah yang paling segalanya hingga kebanyakan akhirnya
menjadi sombong. Namun ada pula orang-orang yang
terlalu rendah diri, sedikit-sedikit merasa malu dan sungkan, hingga sering mereka menyalahkan dirinya dan tidak terbuka
dalam kehidupan.
Sebaik-baiknya motivasi, semua kembali pada diri yaitu
pada hati. Dan tahukah siapa yang lebih mengerti? Itulah Illahi, Sang Maha
Cinta yang selalu setia menemani.
Begitulah perjuangan. Ada yang berlelah-lelah diawalnya
lantas ia menikmati manisnya setelahnya. Namun ada pula yang bersenang-senang
diawalnya tapi akhirnya ia bersusah-susah di penghujungnya bahkan tak sedikit
yang menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri. Ibaratnya anak yang sedang bersekolah.
Ada yang belajar sungguh-sungguh, berusaha dan berdo’a semaksimal mungkin
hingga ia pun jadi juara dan mudah mendapatkan prestasi hingga pekerjaan
setelahnya. Namun ada yang waktu sekolah, hanya bersenang-senang tapi setelah
lulus, ia pun bingung karena tak ada ilmu dan ketrampilan yang telah didapatkan
hingga hidupnya pun semakin sulit dan sempit. Akhirnya ia barulah sadar dan
menyesal.
Sungguh apapun yang kau lakukan, semua akan kembali
padamu lebih-lebih pada anak keturunanmu. Jika kau tanam kebaikan maka yang akan
tumbuh adalah kemuliaan dan kebahagiaan, tapi jika kau tanam keburukan dan
kekejiaan maka yang lahir hanyalah penyesalan, kenistaan dan kesengsaraan. Maka
mulai sekarang, mulailah tanam kebaikan sehingga yang kita petik adalah
kebahagiaan dan yang tumbuh dari benih-benih kita hanya kemuliaan.
“Bekerjalah untuk
duniamu, seakan-akan kau hidup selamanya namun beribadahlah untuk akhiratmu,
seakan-akan kau pun akan mati besok”.
Begitulah Nabi Muhammad SAW mengajarkan.
Tulisan bisa juga dibaca dilink :