IP #242 "Belajar Hidup Miskin."
Bagi hati yang telah tercabik-cabik,
karena harapan yang selalu terabaikan.
Mungkinkah kita akan selalu menyalahkan Tuhan dan keadaan?
Ataukah kita akan menyerah dan berhenti di tengah jalan?
Mungkinkah kita akan selalu menyalahkan Tuhan dan keadaan?
Ataukah kita akan menyerah dan berhenti di tengah jalan?
Ternyata terasa begitu sulit hidup, bagi mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Makan tidak pasti dan tempat tinggal pun bergonta-ganti karena sering diusir dan disuruh pergi.
Makan tidak pasti dan tempat tinggal pun bergonta-ganti karena sering diusir dan disuruh pergi.
Jangankan mengenyam pendidikan dan bangku sekolahan karena tak ada uang,
Buat penyakit yang diderita pun hanya bisa membiarkan, dan hanya berharap Tuhan yang menyembuhkan, karena memang tak ada pilihan.
Buat penyakit yang diderita pun hanya bisa membiarkan, dan hanya berharap Tuhan yang menyembuhkan, karena memang tak ada pilihan.
Ditengah-tengah ini, tiba-tiba teringat nasihat guru dulu bahwa, "Kalau kau ingin tahu esensi hidup, maka belajarlah hidup menjadi orang melarat (miskin)."
Mungkin inilah saat dan cara dari Tuhan bagiku, untuk mencari hakikat esensi hidup yang sejati, bukan lagi semu yang hanya memukau hati.
Sekali lagi, kita senasib teman. Dan ingin ku bilang padamu, bahwa engkau sedang tidak sendirian dalam hidup kesusahan dan kemiskinan. Kita sama-sama teman, teman dalam seperjuangan.