IP #210 "Bolehkah Aku Menjemputmu dan Menemui Walimu?"
Malam ini, ingin kutuliskan sajak dengan pena.
Sebagai pertanda tulusnya hati yang sedang dimabuk cinta.
Karena diriku bukanlah Yusuf dengan bagusnya rupa.
Bukan pula Sulaiman dengan banyaknya harta.
Walaupun selalu gusar hatiku dan terasa kelu serta kaku lidahku.
Laksana Musa yang ketakutan ketika melihat api sebagai petunjuk dari Tuhan.
Begitupun diriku, ketika hendak mengungkapkan segala perasaan.
Tiba-tiba ada bisikan yang dalam dari hati.
"Rabbisyrohlii Shodrii, Wayissirlii amrii, Wahlul uqdatamillisanii, Yafqohu qaulii."
"Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Agar mereka mengerti perkataanku."
Singkatnya, aku ingin berkata diakhir tulisanku malam ini bahwa,
"Aku mencintai Tuhan, maka biarlah diriku bermesraan dengan-Nya.
Namun, aku pun melihat Tuhan dalam dirimu. Maka izinkah pula diriku untuk beromantisme denganmu."