IBX5A4B886D911B8 Transformasi Urbanisasi - My Life Journey - Sunali Agus

My Life Journey - Sunali Agus

Transformasi Urbanisasi

Dewasa ini, masalah urbanisasi serta pemerataan penduduk dan ekonomi seolah menjadi trend baru masyarakat Indonesia yang sekaligus menjadi PR utama pemerintahan. Menurut data Price Waterhouse Cooper pada 2014, tingkat populasi urbanisasi Indonesia sebesar 51,4 persen atau tertinggi kedua se-ASEAN setelah Malaysia dengan angka sebesar 73,4 persen. Pada umumnya masyarakat Indonesia saat ini, terutama di daerah terpencil sering menganggap bahwa kehidupan terbaik di kota, bahkan orang-orang baru dianggap sukses ketika ia mendapat pekerjaan di kota atau mengunjungi luar negeri, sehingga tidak sedikit dari remaja dan orang dewasa sering merasa malu ketika dianggap sebagai penduduk desa akhirnya mereka pun mulai malu menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.

Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan, “Pembangunan infrastruktur Indonesia masih belum merata. Hal ini menjadikan tingginya penduduk miskin di desa yang mendorong juga kepada tingginya tingkat urbanisasi (perpindahan desa ke kota)”.

Setiap hari berbondong-bondong warga pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri hanya untuk mendapatkan pekerjaan walaupun itu hanya sebagai pembantu rumah tangga, sopir, dan lain-lain. Lebih parahnya lagi mereka tidak mempersiapkan berbagai hal dengan matang, seperti pendidikan, moral, jaringan, kompetensi ataupun yang lainnya sehingga tak jarang kita jumpai anak-anak di pinggir jalan yang mencari uang baik mengamen ataupun secara langsung meminta-minta.

Akhirnya semakin hari jumlahnya pun semakin meningkat, hingga tak jarang berbagai kasus kriminalitas pun terjadi di tengah-tengah negeri ini. Selain itu hal ini juga disebabkan kurangnya masyarakat desa yang ingin berwirausahan dan mengembangkan bisnisnya ataupun berinvestasi dengan berbagai alasan seperti kurangnya modal, tidak memiliki pengetahuan, takut tertipu dan bangkrut dan lain sebagainya, sehingga tertanam mindset di masyarakt desa yaitu jika anda ingin menjadi pengusaha atau ingin jadi orang sukses maka salah satu langkah pastinya yaitu pergi ke kota (urbanisasi).

Asumsi ini harus segera diubah oleh semua elemen masyarakat dan juga pihak pemerintah, bahwa antara daerah pedesaan dan perkotaan sama, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, dan perlu diingat bahwa banyak sumber daya alam di pedesaan yang belum tereksplorasi secara maksimal. Namun yang lebih penting dari itu juga adanya pencerdasan masyarakat pedesaan mengenai berbagai hal baik ketrampilannya, pendidikannya hingga pembangunan bebagai infrastruktur secara cepat dan merata yang akan menjadi insentif investasi di masa yang akan datang.

Selain itu, hal ini juga harus di dukung oleh masayarakat baik yang ada di pedesaan ataupun perkotaan. Mereka harus bisa mentransformasi diri mereka ataupun lingkungannya salah satunya ketika adanya peristiwa mudik. Masyarakat perkotaan bisa membawa budaya-budaya profesionalitas dan hidup sukses seperti disiplin, kerja cerdas, berani menanggung resiko, dan lain sebagainya yang ditransformasikan ke masyarakat pedesaan.

Begitupun dengan masyarakat pedesaan mereka bisa mengajarkan dan menularkan budaya-budaya kearifan lokal seperti gotong royong, sopan santun, andhap ashor, ataupun yang lain yang akan mengubah dan mentransformasi masyarakat perkotaan dalam kehidupannya sehari-hari. Selain terjadi hal tersebut, tidak dipungkiri juga dalam arus mudik ini, maka juga akan terjadi transformasi ekonomi. Oleh karena itu jika hal ini bisa dilakukan maka akan terjadi kesinergisan antara masyarakat pedesaan dengan masayarakat perkotaan dan tidak ada lagi yang namanya ketimpangan sosial di negeri ini.


Dimuat:

http://www.dakwatuna.com/2015/09/13/74467/transformasi-urbanisasi/#ixzz3mHCEHX6d


Blogger
Disqus

No comments

Contact form

Name

Email *

Message *