Kostku Surgaku (Awal Kuliah) #Kost bag. 1
Nama
saya Sunali Agus Eko Purnomo, saya berasal dari Desa Ngrayung, Kec. Plumpang,
Kab. Tuban. Alhamdulillah saya bisa melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi
melalui beasiswa Bidik Misi, saya keterima di prodi Biologi dan saya angkatan
2012 . Waktu awal-awal maba dulu saat bingung mencari tempat tinggal / kos,
alhamdulillah tiba-tiba ada yang nawari saya ngontrak, na jadi setelah daftar
ulang dan ngurus atm bidik misi, saya pun langsung minta dijemput oleh mas yang
hubungi saya, mas tersebut namanya Yoyok Budi Andi P. dari prodi Fisika 2009
dan sekarang sudah lulus, setelah itu saya pun bertemu dengan teman-teman
lainnya yang berbeda prodi dan asal daerah yang juga ingin ngontrak.
Lalu kamipun dijelaskan bahwa sebenarnya tempat hunian saya saat ini yaitu
Asrama tapi sistemnya ngontrak yang bernama Asrama MIAR (Masyarakat Intelek
Airlangga) yang pada awalnya bernama GIP (Griya Insan Peradapan) yang
dibentuk oleh mas-masnya alumni dari Universitas Airlangga yang prihatin dengan
tingkah laku remaja saat ini, lebih dikhususkan kepada mahasiswa yang
notabennya sebagai Agent of Change, tapi kelakuannya sungguh tak enak untuk
dipandang, kos-kosan atau kontrakan hanya dijadikan sebagai tempat tidur,
pacaran dan hal-hal lainnya yang tidak ada gunanya, sehingga dengan masalah
seperti itu, para kakak kelas yang notabennya mengerti agama, mempunyai
inisiatif untuk mendirikan suatu kontrakan atau kos-kosan yang didalamnya
berisi serangkaian kegiatan yang bermanfaat bagi penghuninya, salah satu
pelopor dari berdirinya Asrama tersebut yaitu Yudha Permana Putra, Arif
Syaifurrizal, dan teman-teman aktivis lainnya.
Ilustrasi sederhananya Kontrakan saya (jujur gak ada fotonya soalnya)
Nama
kontrakan saya saat itu yaitu GJ (Griya Juang) atau asrama Ustman bin Affan dan
saat itu alamat kontrakan saya yaitu di Mulyorejo Utara Gang 3 No. 10A, dan
biayanya sebesar 9 juta selama 1 tahun tapi dibagi anak 9 sehingga
masing-masing hanya membayar 1 juta dan tiap bulannya kita iuran rutin sebesar
50 ribu untuk kas dan bayar uang listrik dan uang air PDAM, di kontrakan ini
sungguh terasa sekali perjuangan, karena tiap hari hampir airnya mati sehingga
terkadang harus mandi dii Masjid, di Kampus, bahkan juga mengungsi ke kos /
kontrakan yang lainnya, terkadang listiknya pun mati gara-gara tidak kuat dan
pernah tidak menyala selama hampir 2 minggu, gara-gara telat bayarnya yang
disebabkan anak-anak yang menghuninya pun terasa berat untuk membayar, sehingga
anak yang lainnya pun harus terkena imbasnya, disitu pula baru kita
merasakan kehidupan yang sesungguhnya bagaimana berkomunikasi dengan teman yang
berbeda pikiran, ataupun cara mengingatkan teman kita saat salah seperti habis
makan tidak mau mencuci wadahnya atapun pakaian yang telah direndam di bak
kontrakan tapi tidak dicuci-cuci dan saat malas untuk piket maupun bayar uang
bulanan ataupun bagaimana kita menyikapi masyarakat yang terlalu fanatik dengan
agamanya, dimana sholat itu harus pakai sarung dan kopyah, tapi itulah
kehidupan.
Di kontrakan,
agenda rutinnya yaitu sholat berjam'ah, setelah habis shubuh biasanya ngaji dan
al-ma'tsurat bareng lalu dilanjutkan dengan ngaji kitab, walau terkadang ada
juga yang malas dan tidur lagi setelah sholat, Tahsin dan Tahfidz, piket dan
olahraga bersama, dan pada tiap bulan diadakan suatu pelatihan yaitu TMP
(Training Manajemen Prestasi) serta biasanya di akhir tahun ada rihlah
bersama semua anak yang ngontrak di Asrama Miar, tahun kemarin yaitu rihlah ke
Puncak Mahameru, Gunung Semeru.