IBX5A4B886D911B8 Nerima Ing Pandum

My Life Journey - Sunali Agus

Showing posts with label Nerima Ing Pandum. Show all posts
Showing posts with label Nerima Ing Pandum. Show all posts
IP #246 "Syukuri Apa Yang Ada."

IP #246 "Syukuri Apa Yang Ada."

Pernahkah kau merasa putus asa dan merasa percuma berdoa kepada-Nya ?

Pernahkah pula, Anda merasa sendiri dan tiada yang mau mengerti ?

Pernahkah juga merasa cita-cita dan harapan yang begitu tinggi tapi tak tergapai dan malah membuat terbebani ?

Hmm, mungkin nasehat inilah yang cocok untuk diriku dan dirimu teman.

"Disykuri saja apa yang ada." 

Memang terlihat sederhana, tapi sulitnya luar biasa. Apalagi ketika tuntutan, keinginan, harapan dan ujian yang silih bergantian.

Mungkin karena itulah, ibadah syukur hanya bisa dilakukan oleh jiwa-jiwa merdeka. Tidak lagi terjebak oleh ibadah seorang budak. Ataupun terkesima oleh ibadah seorang pedagang dalam berniaga.

Apalagi ketika kau membanding-bandingkan diri ? Maka yang sering muncul adalah dengki. Bukankah setiap makhluk sudah ditentukan kadar rezeki ?

Entahlah, sampai saat ini aku pun juga masih sama denganmu teman. Semoga kau pun tak semakin larut dalam kesedihan dan jurang keputusasaan.
IP #108 "Nerima Ing Pandum"

IP #108 "Nerima Ing Pandum"

Beginilah setiap memasuki kondisi desa. Suasana sejuk, ramah, guyup rukun selalu terpancar di dalamnya.
Salah satu kebiasaan yang jarang ditemui yaitu setiap jam dua atau setengah tiga pagi pasti sudah bangun. Mempersiapkan segalanya dari ibadah hingga dalam hal muamalah.
Pagi ini merasakan kesejukan pagi di Pare, setelah tadi malam merasakan apa itu keheningan malam. Dari jangkrik, burung, katak, dan hewan lainnya seolah menyatu menyelingi obrolan tadi malam.
Dengan pelan tapi pasti. Dengan pasti pula semerbak cahaya keorangean memecah kabut dan suasana pagi. Burung-burung mulai berterbangan meninggalkan sarangnya dan saling berkicau mengisi indahnya suara pagi. Lambai-lambai rumput dan tumbuhan menambah kesejukan, yang bergerak karena terhembus udara pagi. Suara gemericik aliran air seolah saling bersahutan dengan batu-batu di sekitarnya.
Berbagai bidang kehidupan dari ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lainnya seolah mulai tergerak di pagi itu juga. Tiada pemikiran sedikitpun seperti para wakil rakyat yang duduk di kursi parlemen. "Nerima Ing Pandum", itulah semboyannya.


Contact form

Name

Email *

Message *