Tentang Produk Digital: Pengertian, Contoh, serta Cara Membuatnya!
Ingin membangun bisnis online, tapi belum tahu mau jualan apa?
Well, di luar sana memang banyak ide produk yang bisa Anda pilih. Mulai dari makanan, pakaian, hingga kerajinan. Tapi, Anda masih sulit menentukan pilihan karena banyak hal yang masih Anda pertimbangkan.
Mulai dari cara membuat produknya, tempat penyimpanan produknya, hingga cara mengemas dan mengirimkan produknya.
Nah, alih-alih pusing memikirkan cara menjual produk fisik, mengapa Anda tidak coba menjual produk digital saja?
Karena, hanya dengan memasarkan produk digital di platform online seperti website dan media sosial, Anda sudah bisa membangun penghasilan pasif. Menarik sekali, bukan?
Tapi.. Gimana sih cara membuat dan menjual produk digital? Di sini Anda akan menemukan jawabannya. Jadi, yuk simak sampai selesai!
Apa Saja Contoh Produk Digital?
Produk digital adalah produk yang tidak ada bentuk fisiknya. Walau begitu, manfaatnya bisa dirasakan melalui perangkat digital, seperti laptop, smartphone, atau tablet.
Sebagai contoh, berikut adalah beberapa ide produk digital yang cukup populer:
1. Ebook
Ebook adalah salah satu contoh produk digital yang banyak digemari sebagai sumber penghasilan pasif. Karena, semua orang bisa membuatnya. Bahkan, termasuk Anda!
Selama Anda punya keahlian yang bisa dibagikan ke orang lain, Anda dapat menuangkannya ke dalam sebuah ebook. Kemudian, Anda bisa mempublikasikannya secara mandiri atau melalui penerbit online.
2. Kursus Online
Saat ini, semakin banyak orang yang belajar melalui internet. Itulah mengapa kursus online menjadi salah satu produk digital yang potensial.
Anda bisa membuka kursus online untuk keahlian apapun yang Anda miliki. Baik itu memasak, public speaking, atau pun menggambar.
Lalu, di mana kursusnya bisa dijual? Anda bisa memanfaatkan berbagai platform. Mulai dari website Anda sendiri hingga platform kursus online seperti Udemy.
3. Foto
Anda punya hobi fotografi? Bagus! Karena Anda bisa menjadikan foto-foto Anda sebagai sumber penghasilan pasif juga.
Ada banyak platform yang bisa Anda manfaatkan sebagai tempat menjual foto. Salah satu yang paling populer adalah Shutterstock.
Di Indonesia, jumlah transaksi foto di Shutterstock mengalami peningkatan hingga 49% dari tahun ke tahun. Tentunya ini menunjukkan bahwa bisnis foto digital di Indonesia masih sangat menjanjikan.
4. Software
Produk digital lain yang bisa Anda jual adalah software, yaitu suatu program yang memiliki fungsi khusus. Contohnya, software produktivitas dan anti virus.
Jangan khawatir, Anda tak perlu membuat software sendiri kok. Karena, banyak juga distributor yang mendapat keuntungan dari penjualan berbagai software populer seperti Microsoft Office, Kaspersky Anti-Virus, atau Adobe Photoshop.
5. Game
Sama seperti software, game juga merupakan salah satu produk digital yang cukup banyak peminatnya.
Jika Anda tertarik untuk berjualan game, pastikan Anda selalu update dengan game-game terbaru. Karena, industri game sangat mengikuti tren. Selain itu, perluas variasi produk Anda, karena setiap genre game punya peminatnya masing-masing.
6. Aplikasi
Apakah Anda punya skill untuk mengembangkan aplikasi? Jika iya, Anda bisa memanfaatkan aplikasi yang Anda buat menjadi sumber keuntungan yang menjanjikan.
Salah satu platform yang bisa Anda gunakan untuk menjual aplikasi adalah Google Play. Caranya, Anda harus punya akun Google Play Developer dahulu. Kemudian Anda baru bisa memasang aplikasi serta menentukan harganya.
7. Preset Foto
Contoh produk digital lain yang bisa Anda buat adalah preset foto. Jadi, preset adalah filter yang dibuat secara custom. Setiap preset umumnya memiliki style yang unik, dan orang-orang bisa memasangnya dengan mudah di foto mereka.
Mengapa produk ini potensial? Karena saat ini banyak pengguna media sosial yang senang membagikan fotonya. Dan mereka bisa jadi membutuhkan preset untuk menghasilkan foto yang terlihat unik dan lebih menarik.
8. Template Presentasi
Jika Anda jago bikin slide presentasi, kenapa tidak menjadikannya sumber penghasilan juga? Produk ini dapat membantu orang-orang untuk membuat slide presentasi yang terlihat lebih menarik dan profesional.
Nah, agar template presentasi yang Anda buat semakin menjual, pastikan templatenya bisa digunakan di berbagai platform presentasi. Mulai dari Google Slides, Microsoft Powerpoint, hingga Adobe InDesign.
Apa Saja Keunggulan Produk Digital?
Mungkin sekarang Anda penasaran. Seberapa potensial sih prospek bisnis produk digital?
Saat ini, semakin banyak pebisnis yang tertarik dengan pasar digital. Alasannya, sederhana. Jumlah pengguna internet terus melonjak dan ikut meningkatkan jumlah penjualan di platform digital dari tahun ke tahun.
Praktis, penjualan produk digital pun ikut menerima manfaat dari fenomena ini. Buktinya, total keuntungan yang didapat dari pasar produk digital dunia mencapai angka Rp2800 triliun di tahun 2020!
Nah, selain potensi keuntungan yang cukup besar. Produk digital juga memiliki beberapa keunggulan dibanding produk fisik:
1. Tidak ada biaya penyimpanan – Produk Anda tidak ada bentuk fisiknya. Jadi Anda tak perlu repot-repot membeli etalase atau menyewa gudang untuk menyimpan stok produk.
2. Biaya awal relatif rendah – Pengeluaran untuk membangun website toko online jauh lebih rendah daripada biaya sewa toko atau biaya membangun outlet.
3. Tidak ada biaya pengiriman – Produk Anda bisa langsung dikirimkan secara digital ke pembeli. Jadi, bisnis Anda tak perlu memasang biaya ongkir.
4. Bisa menjadi sumber penghasilan pasif – Pembeli bisa membeli produk Anda 24 jam melalui platform digital.
5. Margin keuntungan tinggi – Tidak ada biaya pokok yang muncul setiap kali Anda menjual produk. Jadi, Anda bisa mendapat keuntungan yang lebih tinggi.
Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa produk digital unggul jauh dari segi biaya dan kemudahan produksi.
Bagaimana Cara Membuat dan Memasarkan Produk Digital?
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu produk digital Anda sukses di pasar:
1. Identifikasi Target Pasar Anda
Pertama-tama, Anda perlu tahu dulu siapa yang akan membeli produk digital Anda.
Jangan khawatir. Anda tak perlu meramal siapa konsumen Anda. Karena tujuan utama langkah ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik mereka. Dengan begitu, Anda bisa menyajikan produk yang sesuai dengan minat mereka.
Contohnya, misalkan Anda ingin membuat produk yang mampu mengedukasi orang-orang yang ingin hidup lebih sehat. Jadi, Anda pun mengecek berbagai forum kesehatan untuk mengetahui permasalahan yang kerap dialami target pasar Anda.
Dari hasil riset tersebut, Anda menemukan fakta bahwa banyak dari mereka yang tidak punya cukup waktu untuk berolahraga. Selain itu, mereka juga sulit untuk mengatur pola makan.
Setelah menggali informasi tentang karakteristik dan minat target pasar, Anda bisa langsung mencari ide produk yang dapat menjadi solusi untuk permasalahan yang mereka hadapi.
2. Buat Value Proposition yang Menarik
Value proposition adalah manfaat yang produk Anda tawarkan. Dengan menampilkan value proposition yang tepat, produk Anda akan lebih mudah diterima target pasar.
Lalu, bagaimana cara menawarkan value proposition yang menarik?
Caranya sangat mudah. Anda hanya perlu melihat dari sudut pandang konsumen. Lalu, pikirkan penawaran apa yang akan membuat mereka tertarik.
Contohnya, jika target pasar Anda adalah orang yang ingin memulai gaya hidup sehat tapi tidak punya banyak waktu untuk berolahraga, kira-kira solusi apa yang mereka butuhkan?
Berikut adalah beberapa contoh value proposition yang bisa Anda coba tawarkan:
- Buat badan Anda lebih sehat kurang dari 3 minggu dengan program diet X!
- Mau sehat tanpa perlu keluar rumah? Yuk coba program diet ini!
- Cukup 10 menit per hari, badan Anda akan lebih sehat dengan program diet X!
Intinya, sampaikan dengan jelas manfaat produk Anda. Sehingga calon konsumen bisa merasa cocok dengan dengan solusi yang Anda tawarkan.
Lalu, bagaimana cara menyampaikan value produknya dengan baik? Salah satu caranya adalah dengan memilih format produk yang tepat.
3. Tentukan Format Produk
Bisa dibilang tahap ini merupakan salah satu tahap yang cukup krusial dalam proses pembuatan produk digital. Karena, format memiliki fungsi yang sama seperti kemasan. Semakin menarik kemasan produknya, tentu semakin besar potensi produk Anda laku.
Contohnya, misalkan produk Anda adalah “program diet”. Format apa saja yang bisa Anda pilih? Berikut di antaranya:
1. Ebook – Anda bisa membuat ebook yang berisi panduan lengkap program dietnya.
2. Video – Anda dapat mengajarkan langkah-langkah program dietnya melalui video. Konsepnya kurang lebih sama seperti kursus online.
3. Aplikasi – Anda juga bisa membuat aplikasi kesehatan yang dapat memandu penggunanya untuk menerapkan program diet Anda.
Di antara format-format tersebut, manakah yang terbaik untuk produk Anda?
Jawabannya tergantung pada karakteristik calon konsumen. Apakah mereka lebih suka membaca ebook? Menonton video? Atau menggunakan aplikasi?
Untuk itu, Anda bisa mengamati kompetitor Anda. Cek format produk yang mereka pilih, dan cari tahu apakah formatnya sukses menarik minat konsumen?
Anda juga bisa melakukan survei dengan cara menyebar kuesioner. Sehingga, bisnis Anda dapat menerima masukan langsung dari calon konsumen terkait format produknya.
Sebagai contoh, berdasarkan informasi yang Anda dapat, ternyata mayoritas target pasar lebih senang mempelajari program diet melalui video. Sehingga, Anda pun akhirnya mulai memproduksi video tutorial diet dalam kemasan kursus online.
4. Pasang Harga yang Tepat
Saat menentukan harga produk fisik, Anda tinggal menghitung biaya pokok per produk ditambah margin keuntungan yang Anda inginkan.
Contohnya, misalkan Anda berjualan mie ayam. Biaya bahan baku yang mesti Anda keluarkan per satu mangkuk adalah Rp5000. Lalu, Anda ingin mendapat margin keuntungan sebesar Rp4000 per mangkuk. Jadi, total harga yang Anda pasang adalah Rp9000.
Nah, berhubung produk digital tidak ada biaya pokoknya, bagaimana cara menentukan harga produk digital?
Umumnya, penjual produk digital menggunakan value-based pricing, yaitu strategi di mana penjual memasang harga berdasarkan nilai yang ditawarkan produknya.
Contohnya, misalkan Anda menawarkan program diet online seharga Rp3 juta. Sekilas, harga ini terlihat cukup mahal, bukan?
Tapi jika Anda menjelaskan bahwa calon pembeli akan mendapat berbagai manfaat seperti:
- 50 video berisi panduan lengkap Program Diet X
- Gratis konsultasi dengan pakar diet profesional
- Bonus ebook “30 Hari Diet tanpa Menguras Dompet”
- Bonus 100 resep makanan sehat yang bisa Anda coba setiap hari.
- Akses ke komunitas Program Diet X
Harganya tentu akan terlihat lebih masuk akal. Karena hal ini sesuai dengan prinsip value-based pricing: Semakin besar nilai yang Anda tawarkan, semakin tinggi harga yang bisa Anda pasang.
Strategi lain yang bisa Anda praktikkan saat menentukan harga adalah dengan menawarkan produknya dalam bentuk paket. Sehingga calon pembeli bisa membeli produk Anda sesuai dengan budget dan kebutuhan mereka.
5. Cegah Potensi Pembajakan Produk
Salah satu risiko terbesar yang mesti dihadapi saat menjual produk digital adalah pembajakan. Karena, bisa saja salah satu konsumen menduplikasi produk digital Anda lalu menjualnya ke tempat lain.
Praktik ini tentu dapat memberikan kerugian yang besar untuk bisnis Anda. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan langkah-langkah pencegahan agar produk Anda tidak mudah dibajak.
6. Luncurkan Produk Digital Anda!
Sekarang produk digital Anda sudah siap diluncurkan ke pasar. Tapi, sebelum itu, masih ada satu hal lagi yang perlu Anda persiapkan, yaitu tempat menjual produknya.
Jika Anda menjual produk fisik, ini adalah tahap yang cukup menguras dompet. Karena Anda mesti mengeluarkan biaya sewa tempat atau biaya pembangunan toko.
Untungnya, Anda tak perlu mengeluarkan biaya yang begitu banyak untuk produk digital. Sebab, Anda hanya perlu mengupload produk Anda ke platform online seperti media sosial atau website. Dan konsumen bisa langsung melakukan pembelian secara online.