IP #319 "Tiba-Tiba Hati Ini, Ingin Kembali Mengabdi."
pada Monday, 7 May 2018
Dulu waktu awal-awal masuk di salah satu universitas di Surabaya. Tepatnya di UNAIR, dan waktu itu sesi Life Mapping. Ada satu hal yang masih saya ingat betul sampai saat ini.
Ada seorang teman, ketika yang lain mimpinya tinggi-tinggi sekali. Namun, ia berbeda dan serentak saat itu saya kagum padanya. Walaupun banyak saat itu, teman-teman yang lain menertawakannya.
"Saya ingin menjadi Ustadz", begitulah tuturnya salah satunya.
Nah, menjelang kelulusan. Saat orang-orang pada sibuk mulai mengejar karir, pekerjaan, cita-cita kuliah ke luar negeri. Ikut ini, ikut itu.
Kembali diri ini, dikejutkan oleh salah satu mimpi salah satu teman saat itu. Sederhana namun begitu mulia. Hingga tertegun diri ini, dan masih selalu menjadi koreksi pada saya sampai saat ini.
"Saya ingin kembali ke desa. Ingin mengajar ngaji, untuk anak-anak disana." Tuturnya dengan penuh rasa tulus ikhlas yang tercermin dalam wajah dan tutur katanya.
Hmm, diri ini mungkin telah terpengaruh mimpi-mimpi yang terlalu tinggi. Bahkan ujungnya seolah dibaliknya hanya ada keinginan materi.
Dengan mudahnya, saya menganggap pengabdian menjadi guru di beberapa yayasan dan sekolahan selama kurang lebih 1 tahun setelah kelulusan. Seolah sudah cukup.
Lupa, dan lupa diri ini. Akan keteladanan dan pesan guru-guru saya saat itu.
"Jadilah orang besar. Orang besar itu bukan yang paling tinggi jabatannya. Bukan yang paling banyak kekayaannya. Bukan yang paling besar kekuasaannya. Namun, orang besar itu adalah orang yang mengajarkan ilmunya walaupun di kolom-kolom jembatan." Begitulah, tutur kyai saat itu.
Malam ini, kembali merunduk dan mencoba merenungi apa yang telah terjadi. Insya Allah, dalam waktu dekat. Ingin sekali kembali mengabdi, terutama mengabdi di tanah kelahiran dan mencoba memberikan kebermanfaatan nantinya.
Semoga engkau pun teman, kembali teringat tuk bermanfaat bukan hanya mengejar materi dan memikirkan diri sendiri.