IP #179 "Tuhan, Mengkapitalisasi ataukah Terkapitalisasi?"
Perjalanan selalu mengajarkan. Bahkan kaya akan pengalaman.
Namun, akhir-akhir ini merasa seolah banyak sekali perbedaan. Ibaratnya Dajjal, yang dikira surga ternyata neraka, dan yang diduga-duga neraka ternyata itulah surga.
Begitupun yang terjadi pada masa-masa kini. Semua serba jika ada uang, maka mudahlah urusannya. Dari pekerjaan, pembelajaran, perniagaan, hukuman, pemerintahan, bahkan dalam peribadatan suatu agama dan kepercayaan serta berbagai aspek bidang kehidupan lainnya.
Akhirnya, bukan lagi Ketuhanan Yang Maha Kuasa. Namun, yang ada yaitu "Keuangan Yang Maha Kuasa". Begitulah statement sekarang yang telah tertanam dalam benak dan pikiran setiap orang.
"Tuhan, bukankah Engkau telah menyatakan bahwa Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang? Tapi mengapa yang susah, seolah semakin kesusahan hidupnya? Namun, yang kaya seolah semakin tambah merajalela? Apakah Engkau turut mengkapitalisasi hingga hanya memperhatikan yang kaya? Ataukah Engkau yang malah terkapitalisasi karena tingkah laku kami selama ini?"
Entahlah, namun hidup juga mengajarkan. Bahwa, cinta-Mu tidak bisa ditentukan dari banyaknya cobaan ataupun banyaknya keberuntungan yang telah didapatkan.
Begitulah, agama kembali mengajarkan. Bahwa jika kekayaan yang membuat diri mendekat pada Tuhan maka tempuhlah dan berusahalah menjadi kaya. Namun, jika kemiskinan yang malah mendekatkan kepada Tuhan, maka pilihlah kemiskinan tersebut.
*: Perjalanan ditengah Lamongan