IP #136 "Pengabdian atau Berpenghasilan."
Banyak yg bercanda dan tertawa, menyembunyikan kesedihan yang tersimpan di dalam dada.
Banyak pula yang memberi, menutupi kekurangan yang dia alami.
Banyak yang terus mengajar, walau sebenarnya dirinyalah yang terus belajar.
Banyak pula yang melakukan perubahan dan menunjukkan kelebihan walaupun diri kaya akan kelemahan.
Itukah mereka? Mereka Para Pencari Cahaya Kehidupan. Terus berjuang mewujudkan impian dan kebermanfaatan walaupun penuh tantangan dan sering dihinggapi kelelahan.
Entahlah beberapa hari ini dikejutkan dengan berbagai pemandangan yang menunjukkan perjuangan dalam pengabdian.
Tiap pagi, seorang bapak memikul kerupuk-kerupuk yang telah dibungkusnya. Tapi ada sedikit yang aneh, yaitu beliau selalu sholat shubuh berjama'ah sebelum melakukan aktivitas kegiatan.
Ada pula, tukang becak yang selalu datang sebelum adzan berkumandang. Bahkan tak jarang, sang Muadzin layak disandangnya karena kekhasan suaranya saat mengumandangkan adzan.
Terlihat pula, seorang tambal ban yang selalu membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an setelah sholat ashar.
Ada juga anak muda yang menggembalakan kambing, tapi puasa sunnah tak pernah ditinggalkan dan bahkan selalu mengajar Al-Quran pada anak-anak tiap sore.
Begitupun dengan seorang pemilik warung kopi, bukan hanya menjadi tempat cangkrukan tapi menjadikannya tempat berbagi kebaikan.
Dan ternyata masih begitu banyak kejadian yang seolah membuat diri malu. Karena masih banyak yang tak mampu dilakukan.
Walau hidup mereka sederhana, bahkan pekerjaannya sering disepelekan dan dipandang sebelah mata. Tapi begitu tenang jiwanya dan ternyata tercukupi segala kebutuhan keluarganya.
Ya Allah, Kapankah aku bisa menjadi seperti mereka? Minimal memberi manfaat bagi keluarga, sanak kerabat dan orang-orang yang disekitar.
Entahlah kedepan, mau memilih pekerjaan pengabdian (seperti guru, penulis, motivator, trainer, relawan, dll) ataukah pekerjaan yang berpenghasilan (pengusaha, manager, pegawai perusahaan atau perkantoran, dll)?