IP #118 "Berpamitan, Awal Perjalanan Baru."
Masa itu telah tiba, maka berpamitan itulah langkah mengawalinya. Ada yang bilang,
"Kak, Kak. Wes pokoknya aku akan tetap kesini",..
"Loh Kak,..."
"Na, nanti saya les kemana kak,"...
dan lain sebagainya. Teringat, waktu awal dulu, ketika bertemu dengan bu RT, bu Sri namanya yang mengatakan,
"Mas, ini mas. Jadi anak-anak disekitar ini itu rata-rata juga dari orang tidak punya mas, jadi ketika mau les juga tidak ada biayanya. Akhirnya ketika hendak sekolah di sekolahan negeri yang ada dana BOS sehingga bisa lebih murah bahkan bisa gratis, pasti kalah saingan dengan anak-anak orang kaya. Akhirnya mereka harus terpaksa sekolah di sekolah swasta. Namun karena mahalnya biaya, sehingga tidak menutup kemungkinan banyak diantaranya yang berhenti ditengahnya."
Begitulah, awalnya. Sehingga tiap jum'at sore mereka pun mulai berdatangan, semakin hari bukan berkurang, eh tambah semakin banyak.
"Kak Sunali, Kak Sunali,..." Itulah pangiilan yang sering kudengar. Terkadang wajah ceria mereka, membuatku tak tega.
Namun itulah, ketika ada pertemuan, tidak menutup kemungkinan untuk adanya perpisahan.
Disisi lain, juga menemui Ibu yang sangat baik. Ibu ini berjualan dengan sangat murah (menurutku). Nasi Jagung itulah yang dijualnya. Nasi yang sangat banyak, berbagai sayur, bumbu dan ikan asin sebagai lauknya. Ya, kamu tahu harganya. Hanya 3000 kawan. Dan terasa setelah makan, masih terus merasa kenyang, hingga waktu maghrib tiba.
Disaat kusampaikan, "Oh iya mas, kemarin juga sudah ada yang bilang. Ternyata, teman-teman satu asramaku juga sudah pada berpamitan. Ibu, doakan semoga bisa sukses mas."
"Aamiin", begitulah kata yang otomatis terucap dari lisanku.
Semua, sudah ada jalannya. Semua sudah ada waktunya. Inilah saatnya untuk meniti itu semua. Sampai berjumpa kawan, mohon maaf bila ada kesalahan. Semoga nanti bisa berjumpa lagi di puncak kesuksesan dan mimpi masing-masing, Aamiin,