IP #72 "Bekal Yang Mulia."
Sungguh
tiada salahnya, siapapun untuk belajar agama terutama kitab suci.
Tiada
salahnya anak sekolahan, anak kuliahan, anak orang kaya, anak perampok,
penjahat, anak orang kurang mampu, anak kyai, polisi, anak presiden hingga
lainnya untuk belajar agama.
Tiada
salah pula, seorang dosen, rektor, pengusaha, penulis, penyanyi, komedian,
seniman, polisi, pejabat, rakyat, presiden hingga lainnya untuk belajar agama.
Tiada
istilah usia dalam belajar. Terutama belajar agama. Ada yang merasa malu. Ada
yang merasa tidak punya waktu. Ada yang bilang tak ada uang. Ada yang bilang
tak ada kendaraan hingga beragam alasan pun terus diungkapkan.
Semoga
diri ini selalu ingat, bahwa ialah bekal yang utama dan mulia dibanding dunia
dg seisinya.
Banyak
pula yang berkata, sudah ngaji tapi kok sama saja. Melakukan hal seenaknya.
Seolah tak ada manfaat dan akhlak yang ditunjukkan. Apakah semua hanya jadi
baik ketika duduk di tempat ngaji dan kembali setelah keluar darinya. Emang apa
yang diajarkan oleh para guru ngaji. Ngajar kok minta balasan.
Beragam
sindiran dan komentar terus diungkapkan dan dicari celahnya.
Oleh
karena itu kawan perlunya terus menuntut ilmu terutama ilmu agama. Namanya juga
proses, Insya Allah nanti juga akan nampak hasilnya. Dan ketika itulah ilmu
kesabaran dan keistiqomahan selalu diperlukan.
"Ketika
kau tak mau lelah dalam belajar, maka kau harus siap menanggung perihnya
kebodohan."
(-Imam
Syafi'i)