IBX5A4B886D911B8 Permata Surga

My Life Journey - Sunali Agus

Showing posts with label Permata Surga. Show all posts
Showing posts with label Permata Surga. Show all posts
PERMATA SURGA

PERMATA SURGA

PERMATA SURGA

PERMATA SURGA

Sungguh ketika Tuhan ingin memuliakan hamba-Nya, maka dipahamkan ia dengan agamanya dan dijadikan nikmat beribadah dengan-Nya.”
(HR. Bukhori)

Begitu indah dan mulianya seorang manusia. Ketika maksiat merajalela. Korupsi jadi budaya. Pelecehan seksual jadi canda guraunya. Tuntunan jadi tontonan. Tontonan jadi tuntunan. Tetapi ia malah jadi pelita dan permata di kehidupannya.

Bersih hatinya. Suci jiwanya. Kkuat aqidahnya. Khusyuk ibadahnya. Cerdas dan terbuka pemikirannya. Luas ilmunya. Mulia akhlaknya. Teduh parasnya. Santun ucapannya. 

Dzikir diamnya. Nasehat ucapannya. Pengabdian gerak-geriknya. Petuah bijak kalimatnya. Tak tinggi hati ketika dipuji. Tak rendah diri ketika dicaci.





Mereka laksana permata bangsa yang mencoba selalu berkilau ditengah gelap dan suramnya generasi muda. Mereka tetap optimis. Karena tugasnya adalah berkontribusi bukan menebar caci. Tugasnya adalah terus berprestasi bukan hanya menebar benci. Tugasnya bukan hanya terus mengkritisi tanpa menyiapkan solusi. Tanda mulianya tidak hanya terlihat dari raga dan akalnya. Tetapi juga dari tanggung jawab dan akhlaqnya sehari-hari.

Orang yang sukses adalah mereka yang mampu menjadi pembuka jalan kesuksesan dan kemuliaan bagi orang lain. 

Rasulullah saw., mengajarkan do’a, “Ya Tuhanku, terimalah aku menjadi hamba-Mu dan jadikan aku sebagai wasilah-Mu”.

Betapa indah dan mulianya. Ketika kita menjadi wasilah Tuhan. Dengan adanya kita, seorang berubah menjadi baik. Dengan adanya kita, seorang mau melaksanakan sholat, zakat, puasa, haji dan umrah. Dengan adanya kita, mereka bisa memperoleh kebahagiaan. Masuk surga-Nya dan terhindar dari neraka-Nya.

Tidak akan tersesat dan merugi suatu kaum, selama ia masih menjadikan Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai pedoman. Pelajari, hayati, pahami dan amalkan lalu ajarkan. Itulah pintu kebahagiaan dan kelembutan. 

Allah pun berfirman, “Dan hendaklah ada diantara kamu, segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali-Imran [3]: 104). 

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong untuk memberi makan orang miskin.” (Al-Ma’un [107]: 1-3).

Begitulah seharusnya setiap manusia. Semakin bertambah usia, bertambah pula kebaikannya. Jika ada seribu orang yang mengajak pada kebaikan. Membawa kebermanfaatan. Melakukan suatu perubahan. Mereka pun hadir didalamnya. Jika hanya ada seratus orang, Mereka tetap ditengah-tengahnya. Jika ada sepuluh orang. Mereka terus bersamanya. Dan jika hanya ada satu orang. Saksikanlah itulah ia. Sang permata surga. 

Hidupnya penuh dengan pengabdian. Semakin bertambah kaya, semakin bertambah dermawan. Semakin terkenal, semakin menjadi teladan. Semakin tinggi jabatannya, semakin pula tambah amanahnya. Semakin luas dan dalam ilmunya. Semakin besar rasa takutnya kepada Tuhannya. 

Mungkin ialah permata surga. Walau sedikit dan sering terasingkan. Tetapi mereka mampu membuktikan dan membawa perubahan besar dalam kehidupan.

Motivator dan Inspirator Indonesia

Untuk Selengkapnya, Jangan Lupa Beli Buku “Para Pencari Cahaya Kehidupan”. 
Buku bisa dibeli di toko-toko buku Gramedia Indonesia terdekat atau disitus-situs Jual Beli Online (tinggal search aja di google buku para pencari cahaya kehidupan, Insya Allah sudah banyak yang keluar dan tinggal pesen). Jangan lupa beli ya, hehe :)

Tulisan mengenai "Permata Surga" diatas dapat langsung teman-teman download melalui link berikut dengan klik Download atau klik Download Permata Surga

Sekali lagi, semoga bermanfaat. Bila ada manfaatnya, silahkan bisa dishare postingan ini kepada yang lainnya. Jika ada kebaikan yang didapatkan nantinya, semoga juga mengalir pahalanya kepadamu, teman.
IP #264 "Semangat Pemuda"

IP #264 "Semangat Pemuda"

Setelah berkumpul dan bersama hingga sholawatan dengan habib syech Abdul Qodir Assegaf di perayaan ulang tahun UNAIR yang ke-62, akhirnya saya pun bertemu dengan rektor UNAIR saat ini yaitu Prof. Moh. Nasih.


Orangnya sangat sederhana, dan tampak bisa merangkul semua kalangan mahasiswa. Lika-liku perjalanannya pun tak mudah hingga sampai menjadi rektor.

"Anak muda, itu harus semangat", begitulah sedikit pesan dari beliau malam itu.

Disela-sela itu dan beberapa setelahnya, teringat nasehat kyai dulu bahwa, "Ada tidak uang, harus tetap berjuang."

Begitulah, memang seharusnya yang dilakukan para pemuda. Tat kala tidak bisa memberi manfaat atau memberi kebahagiaan, minimal jangan menyusahkan atau membuat kerusakan.

Besar harapan pula, semoga kita semua para pemuda bisa menjadi laksana permata surga yang terus bersinar dan bercahaya ditengah gelap dan suramnya generasi muda. Tugas kita adalah terus optimis dan berkontribusi bukan hanya menebar benci. Dan tugas kita adalah terus berprestasi bukan hanya menebar caci. Serta tugas kita adalah terus memberikan solusi bukan hanya membicarakan masalah dan hanya mengkritisi.

"Sungguh, manusia yang paling baik diantaramu adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan paling banyak manfaatnya."
Sang Inspirator Zaman

Sang Inspirator Zaman

“Ketika kau ingin menjadi orang besar, maka milikilah panutan dan teladan yang berkepribadian besar”(Hikmah)


Sungguh setiap manusia akan binasa, kecuali mereka yang berilmu. Setiap yang berilmu pun akan tiada, kecuali mereka yang beramal. Dan, setiap yang beramal pun juga akan binasa kecuali mereka yang ikhlas.

Begitu banyak manusia, namun sedikit yang mau berjuang dan melakukan perubahan serta pengorbanan. Dari yang sedikitnya tadi, ternyata lebih sedikit lagi yang bersabar dan istiqomah. Dari sedikitnya yang istiqomah itu, lebih sedikit lagi yang memperoleh dan menghasilkan karya nyata.

Itulah sedikitnya sosok pahlawan. Mereka terus berkarya dan bekerja walau tak pernah diliput media. Tidak tinggi hati ketika dipuji, dan tidak pula rendah diri ketika dicaci dan dimaki.

Segalanya, jiwa, raga, dan harta terus dikorbankan untuk terus meraih kemerdekaan dan kesejahteraan serta mengisinya dengan penuh kebaikan. Bukan jabatan, uang, pujian atau pun yang lain yang ia butuhkan, tetapi hanya satu yaitu keberkahan, maka pantaslah namanya terkenang sepanjang zaman.

Ketika kau ingin menjadi orang besar, maka milikilah panutan dan teladan yang berkepribadian besar. Mereka semua pada awalnya sama dengan kita. Terus belajar dan mencoba, bahkan tak jarang juga yang melakukan kesalahan.

Namun satu yang menjadi pedoman, yaitu mereka dibimbing oleh ayat-ayat Tuhan yang seolah tertanam di dalam dada. Mereka hadirkan Tuhan selalu di aktivitas kegiatannya, sehingga sumber motivasinya bukanlah dari pujian, uang, dorongan dari orang lain, tapi kekuatannya dari Sang Pemilik Kehidupan.

Mereka menolong dan mengasihi orang sebagaimana Tuhan mengasihi dan memberi. Ia pun sabar akan cobaan sebagaimana sabarnya Tuhan dengan mengahadapi insan. Ia pun dengan mudahnya memaafkan sebagaimana Tuhan mengampuni dosa dan kesalahan yang dimaafkan. Mereka berusaha dan terus mencoba melakukan kebaikan, karena mereka sadar dalam kebaikan, disitulah Tuhan berada.

Bukan saatnya hanya mencari teladan, tapi cobalah jadi teladan dan inspirator terbaik. Ketauhilah, dari sekian banyak manusia, ada manusia-manusia terbaik didalamnya, yang seolah menjadi bintang-bintang ditengah kegelapan. Merekalah yang paling baik akhlaknya dan terbaik pula kebermanfaatannya.

Hidupnya penuh dengan pengabdian. Semakin ia bertambah kaya, semakin pula ia bertambah dermawan. Semakin ia terkenal dan populer, semakin pula ia menjadi teladan. Semakin tinggi jabatannya, semakin pula ia tambah amanahnya. Semakin luas dan dalam ilmunya, semakin besar pula rasa takutnya kepada Tuhannya.

Merekalah para permata surga yang terlahir di dunia. Menawan akhlaknya, suci jiwanya, bersih hatinya, kuat akidahnya, khusyuk ibadahnya, cerdas dan terbuka pemikirannya. Luas ilmunya, brilian ide-idenya, mulia akhlaknya, teduh parasnya, santun ucapannya, soleh-soleha gelarnya, dzikir diamnya, nasihat ucapannya, pengabdian gerak-geriknya, dan petuah bijak kalimatnya serta segalanya pun jadi ibadah.

Ketika susah, sabar perilakunya. Ketika dapat nikmat, syukur tak lupa acuannya. Segalanya dipandang dengan positif pikirannya. Bukan menyalahkan atau mengambinghitamkan pihak lain, namun mengevaluasi diri terhadap apa kesalahan yang telah dilakukan.

Tengoklah kisah para teladan dan orang-orang besar dunia. Lihatlah kisah Muhammad bin Abdullah, Isa bin Maryam, Nuh, Ibrahim, Musa, Yusuf, Abu Bakar, Umar bin Khattab, hingga Sir Izac Newton, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, ataupun yang lainnya yang mengubah dan mewarnai dunia.
Tiap hari mereka dicaci dan dilempari. Bodoh dan gila itulah gelar yang disandangnya dari yang membenci. Tak jarang pula mereka dikucilkan, diasingkan, bahkan diusir dari kampung halaman. Padahal satu yang dibawanya: yaitu kebenaran dan kebaikan.

Tak ada hal yang disesali, karena ia yakin semua atas izin Illahi. Ketika satu pintu tertutup, pasti ada pintu lain yang telah terbuka. Mimpinya bukan tuk pribadi, tapi untuk kemaslahatan negeri. Seolah selalu iri diri ini ketika melihat mereka yang mampu menjadi pribadi sekelas itu.

Seolah itulah yang menjadi makanan dan sumber energinya. Saya pun selalu berdoa dan mendo’akan Anda semua, semoga suatu saat bisa menjadi manusia sekualitas itu dan bukan lagi mencari teladan, tetapi menjadi teladan yang dikenang sepanjang zaman.

Tulisan telah dimuat di News UNAIR :


Contact form

Name

Email *

Message *