IP #142 "Tradisi Ulama Terdahulu."
Beginilah kondisi yang sering kurindukan ketika berada di kota. Salah satunya yaitu masih kentalnya dengan budaya ulama terdahulu, NU itulah orang sekarang menyebutnya.
Berbagai syair-syair begitu indah terlantunkan setelah adzan hingga iqomah.
Suara-suara sholawat yang terangkum dalam Diba' mengisi ditengah-tengah malam. Tak hanya para remaja yang membacakannya, tapi juga anak-anak hingga dewasa yang bahkan sudah punya anak.
Dzikir-dzikir pengisi tahlil setelah sholat maghrib, apalagi pada hari kamis malam jum'at. Terdengarlah suara khas sang kyai, guyup rukun bermekar senyum itulah yang terpancarkan.
Entahlah, berbagai aliran di masa sekarang mulai bermunculan. Tetapi semoga tetap bisa ikut melestarikan budaya-budaya para ulama terdahulu yang baik dan berkembang di tengah masyarakat.
Tiba-tiba ditengah sore tadi, saat tak sengaja terucap,
"Lek, semisal saya jadi Bupati Tuban, gimana?"
"Aamiin, gak papa, dan beragam ucapan dan harapan mulai terungkapkan."
Haha, memang dalam berkontribusi tidak harus bergantung pada posisi. Namun di masa sekarang, ketika hendak mau merubah sesuatu maka terkadang harus ikut masuk didalamnya.